Memprihatinkan, Detik-detik Terakhir Kehidupan Robby Tumewu
Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Artis senior, Robby Tumewu, meninggal dunia pada Senin dini hari, 14 Januari 2019 di usia 65 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh sahabat Robby yang juga presenter, Becky Tumewu.
" Dia telah pergi tadi dini hari, pukul 00.05, semua derita dan sakit penyakit sudah diangkat dari Robby, saya tidak pernah akan lupa dengan kebaikan Robby," tulis Becky di akun Instagramnya, @becktum.
Dia mengenang pengalamannya ketika syuting bersama Robby. Selama ini, Becky dan Robby sangat begitu dekat dan sering bekerja ditempat yang sama.
" Senyum dan tawa yang selalu beliau bagikan pada orang di sekitarnya, komentar komentar dan cerita yang membuat kita semua tertawa, suasana selalu seru dan ceria saat ada Robby, syuting panjang pun tidak terasa. Robby juga sempat menjadi fasilitator di Talkinc," tulis dia.
Robby diketahui menderita penyakit stroke sejak 2010.
Dia pun berharap Robby bisa diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Becky juga tidak akan melupakan semua kenangannya bersama Robby.
"Sekarang Robby sudah pergi, semua tinggal kenangan, tapi Bi, you’ll always be in my heart, you’ll always be in so many people’s hearts. Selamat jalan, Sayang. Rest In Peace, Rest In Love, Until we meet again, someday," tulis dia.
" Beliau itu kan sudah tiga kali pecah pembuluh darahnya tiga kali. Dari 2010 lalu, tapi meninggalnya karena sakit infeksi paru," kata Debby saat dihubungi, Senin 14 Januari 2019.
Menurut Debby, kondisi Robby sebelum meninggal memang cukup memprihatinkan karena telah terkena stroke sebelumnya.
Selama ini Robby hanya bisa terbaring di tempat tidur. Setiap kerabat atau sahabat yang menjenguknya sudah tak bisa lagi dikenalinya.
" Beliau kan sudah enggak bisa diajak bicara," ujarnya.
Tak hanya kawan lama, Debby mengungkapkan Robby juga sudah tak lagi mengenalinya.
" Karena kan pembuluh darahnya sudah pecah ya. kondisinya begitu," tuturnya.
View this post on Instagram
Profil Robby Tumewu
Sebelum dikenal sebagai aktor peran di layar kaca dan layar lebar, Robby Tumewu dikenal sebagai seorang perancang busana.
Teater Koma yang membuat Robby terjun ke dunia seni peran. Mendapat kepercayaan menata busana untuk pertunjukan teater pimpinan N. Riantiarno dan bermain dalam peran tambahan.
Pada 1990, Harry 'Bo'im' de Fretes mengajak bergabung dalam serial film legendaris Lenong Rumpi. Dari situlah karir peran Robby menanjak.
Sejumlah serial komedi atas sempat dibintangi seperti Keluarga Van Danoe, Flamboyan 108, Cepot dan Copet Kepepet, dan Oke-Oke Bos.
Tak hanya sinetron, Robby juga turut membintangi beberapa film, antara lain Ca Bau Kan (2002), Gie (2005), serta Sekar Ayu Asmara berjudul Belahan Jiwa (2005). Selamat jalan Robby Tumewu.
Mengenang Kepergian Robby Tumewu, Berikut 5 Film yang Melambungkan Namanya
Kabar terakhir, jenazah Robby Tumewu akan dikremasi pada 17 Januari 2019. "Rencananya disemayamkan sampai tanggal 17, nanti baru dikremasi, karena kan keluarganya di luar negeri semua, dan diputuskan oleh mereka untuk dikremasi," ujar sahabat Robby, Debby Sahertian,
"Cuma memang belum tahu apakah nanti abunya akan ditebar di sini atau mau dibawa ke sana," tambahnya.
1. Lenong Rumpi
Lenong Rumpi merupakan film drama komedi Indonesia yang disutradarai oleh Yazman Yazid dan diproduksi pada tahun 1991 silam.
Tak hanya Robby, film tersebut juga dibintangi oleh sejumlah artis ternama lain seperti Harry de Fretes, Ira Wibowo dan Debby Sahertian.
Film ini mengisahkan seorang pemuda rantau bernama Bony yang tengah menuntut ilmu di Jakarta.
Saat di Jakarta, Bony bertemu dengan teman kosnya, Mungky, seorang gadis Manado bermimpi menjadi penyanyi.
Bony, Mungky, serta teman-teman kos lainnya pun lalu sibuk berhura-hura dan lupa tujuan datang ke Jakarta.
Suatu saat kedua orang tua mereka secara bersamaan datang ke Jakarta.
Mereka lalu bersandiwara dengan mengaku telah menikah, namun sandiwara tersebut terbongkar. Akibatnya, mereka berdua dikirim belajar lebih jauh lagi oleh orang tua masing-masing, yakni ke luar negeri.
2. Laskar Pelangi
Dalam film yang cukup tersohor ini, Robby Tumewu berperan sebagai Ayah A Ling, seorang keturunan tionghoa,
Film ini garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 26 September 2008. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.
3. 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta
3 Hati 2 Dunia 1 Cinta diangkat dari dua novel karangan Ben Sohib yang berjudul Da Peci Code dan Rosid dan Delia.
Film ini mengangkat tema mengenai perbedaan agama dan bagaimana setiap sosok dapat menyikapi perbedaan ini.
Dalam film ini, Robby mendapat peran sebagai Ayah Della yang bernama Frans.
3 Hati 2 Dunia 1 Cinta mengisahkan tentang Rosid, seorang pemuda muslim bersifat idealis yang sangat terobsesi menjadi seniman besar seperti WS Rendra.
Gaya seniman Rosid dengan rambut kribonya membuat Mansur, sang ayah, gusar karena tidak mungkin bagi Rosid untuk memakai peci.
Padahal menurut Mansur, peci merupakan lambang kesalehan dan kesetiaan kepada tradisi keagamaan.
Namun bagi Rosid, bukan sekadar kribonya yang membuatnya tidak mungkin memakai peci, melainkan karena Rosid tidak ingin keberagamaannya dicampuradukkan oleh sekadar tradisi leluhur yang disakralkan.
Lalu ada Delia, seorang gadis katolik berwajah manis, yang tertarik pada sosok Rosid. Tentu saja ini merupakan sebuah hubungan yang terbilang nekad.
Rosid dan Delia adalah dua anak muda yang sangat rasional dalam menyikapi perbedaan. Tetapi orang tua mana yang rela dengan kisah cinta beda agama mereka.
Maka mereka pun mencari cara untuk memisahkan Rosid dan Delia. Orang tua Delia mencoba mengirim Delia sekolah ke Amerika, sementara Mansur, orangtua Rosid, Ia berupaya menjinakkan Rosid dengan meminta nasihat Said, sepupunya yang ternyata justru tega menipunya.
Muzna, ibunda yang sangat dihormati Rosid pun kemudian memilih turut turun tangan. Dengan bantuan Rodiah, adik suaminya, Muzna menjodohkan Rosid dengan Nabila, seorang gadis cantik berjilbab yang ternyata mengidolakan Rosid, sang penyair.
4. Madame X
Madame X merupakan film bergenre komedi superhero Indonesia yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi dengan Nia Dinata sebagai produser.
Film ini menceritakan tentang Ibukota di sebuah negeri antah berantah yang terancam oleh kemunculan Kanjeng Badai dan partai politiknya yang militan dan homophobia.
Keselamatan negeri tersebut kemudian bergantung pada Adam, seorang penata rambut yang mempunyai sifat kemayu.
Dengan kekuatan tas make-up dan peralatan dandan, juga perpaduan seksi antara seni bela diri dan gerak tari, Adam harus mengalahkan Kanjeng Badai dengan gemulai sebelum musuhnya itu memenangkan pemilu.
5. Tanah Air Beta
Film ini mengisahkan kejadian tahun '98 dimana Timor-Timur memutuskan untuk berpisah dari Indonesia.
Keputusan tersebut membuat konflik internal dalam keluarga banyak terjadi. Konflik tersebut mulai terbit lantaran banyak anggota keluarga yang masih ingin berada di Indonesia, tepatnya di Kupang, namun ada yang memilih untuk pindah ke Timor-Timur.
Film ini mengisahkan tentang satu keluarga yang termasuk dalam konflik tersebut. Merry memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang gurunya merupakan ibunya, Tatiana.
Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Timur bersama pamannya.
Area lampiran
|
Halaman 3 dari 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar