Detik-detik Evakuasi Wanita Berbobot 350 Kg oleh Petugas, Rumah Titi Wati Batal Dibongkar
7 Fakta Terbaru Titi Wati Wanita 350 Kilogram, Evakuasi Libatkan 20 Orang hingga Jebol Harus Rumah
Mencuatnya kasus obesitas yang dialami Titi Wati, wanita asal Kalimantan Tengah yang berbobot 350 kg, kini memunculkan sejumlah fakta. Kasus obesitas kembali menghebohkan tanah air dengan beredarnya kabar dari wanita bernama Titi Wati. Sebelum kasus obesitas yang dialami Titi Wati, bocah asal Karawang bernama Arya Permana juga sempat mengalami hal serupa.
Titi Wati yang tinggal di kontrakan di Jalan G Obos XXV, Gang Bima, Kelurahan Menteng, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menjadi perbincangan publik karena berat badannya mencapai 350 kilogram. Bobot Titi Wati ini bahkan lebih besar dari berat badan Arya Permana ketika mengalami obesitas, yakni sebesar 192 kg. Akibatnya, Titi Wati kini dijuluki sebagai wanita tergemuk di Provinsi Kalimantan Tengah.
Titi Wati sendiri merasa bosan lantaran aktivitasnya terbatas setelah mengalami obesitas selama enam tahun belakangan. Sebab, ia mengaku kesulitan beraktivitas seperti orang normal pada umumnya karena mengalami obesitas. Kabar tentang kasus obesitas yang dialami oleh Titi Wati itu pun memunculkan sejumlah fakta. Berikut fakta-fakta seputar Titi Wati, wanita yang kini memiliki berat 350 kg.
1. Pernah memiliki tubuh langsing
Titi menceritakan penyebab dirinya mengalami obesitas. Titi mengatakan, dirinya dulu kecil dan tidak bertubuh gemuk. Salah satu penyebab obsesitas yang diderita Titi adalah mengonsumsi makanan secara berlebih. Ia mengatakan menjelaskan bahwa dirinya mulai mengalami obesitas sejak berusia 27 tahun.
Saat itu, Titi Wati sudah mengatahui bobot tubuhnya mencapai angka 167 kg. Lima tahun kemudian, bobot wanita yang kini berusia 34 tahun itu terus meningkat hingga akhirnya sebesar 350 kilogram. "Dulu gak terlalu gendut, tapi makin tahun makin besar badannya," ujar Titi dikutip dari Tribun Medan.
2. Pola makan yang menjadi penyebab Titi mengalami obesitas.
Titi menceritakan berbagai macam makanan yang ia konsumsi hingga membuat bobot tubuhnya terus mengalami kenaikan drastis. Sejatinya, Titi mengonsumsi nasi sebanyak dua kali sehari. Akan tetapi kebiasannya untuk ngemil menjadi salah satu penyebab ia mengalami obesitas. Terang saja, Titi gemar mengonsumsi gorengan, bakso, dan minum es setiap harinya.
Pola makan yang tidak seimbang itu menyebabkan Titi kini menderita obesitas, bahkan kesulitan untuk beraktivitas. "Aku makan nasi sehari cuman dua kali, cuman ngemilnya banyak dan minum es-nya banyak," kata Titi. "Tapi emang tiap hari makan gorengan, bakso, dan minum es," ujar Titi.
3. Mencoba menurunkan berat badan namun tidak berhasil
Titi menceritakan bahwa dirinya pernah berusaha menurukan berat badan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dilakukan Titi untuk mengurangi berat badannya adalah dengan mengonsumsi obat herbal.
Akan tetapi, cara yang dilakukan Titi tidak manjur dan berat badannya tetap mengalami kenaikan. "Minum obat herbal tapi nggak ngaruh," ungkap Titi.
4. Penjalasan Dinas Kesehatan Kalteng
Titi Wati alias Sintia akhirnya mendapat penanganan dari Dinas Kesehatan Kalteng terkait obesitas yang dialaminya.
dokter menjelaskan bahwa Titi dalam keadaan sehat dan hanya perlu mengontrol pola makannya. Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, Suyuti, mengatakan, obesitas terjadi akibat penumpukkan lemak akibat pola makan yang tidak sehat.
"Kami akan kontrol terus kondisi badannya sehingga diharapkan berat badannya bisa menurun secara perlahan, kami akan rutin datang menjenguk dan memberikan imbauan kepadanya," ujarnya.
5. Suami setia menemani.
Selama Titi mengalami obesitas, sang suami diketahui selalu setia menemaninya hingga saat ini. Hal itu diungkap oleh Titi ketika menceritakan sosok suaminya yang bekerja pancari kayu di Bukti Tangkiling. Bahkan, ia pernah menyuruh suaminya untuk menikah lagi agar mendapatkan istri yang bisa melayani.
Namun, sang suami masih menemaninya tinggal di Jalan G Obos XXV, Gang Bima, Kelurahan Menteng, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah sejak 2013 lalu. "Saya sudah suruh suami menikah lagi, karena saya tidak bisa lagi melayaninya, tapi dia tidak mau dan memilih tetap setia bersamanya," ujar Titi.
6. Petugas kebingungan saat evakuasi Titi
Petugas Puskesmas Menteng, Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, berencana mengevakuasi Titi pada Selasa (8/1/2019). Mereka berencana membawa Titi ke Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya agar mendapatkan pengobatan dan perawatan.
Akan tetapi, petugas kebingungan untuk mengevakuasi Titi lantaran ukuran tubuhnya yang berat tidak bisa melewati pintu kontrakan yang terlalu kecil. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kota Palangkaraya, Subarnadi, mengatakan, pihaknya bersedia memberi bantuan selama dirawat di rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang ada.
7. Rencana jebol pintu untuk evakuasi Titi
tokoh setempat bernama Daryana sejak awal bersama warga berusaha menolong warga. Daryana mengatakan, proses untuk mengevakuasi Titi bukanlah hal yang mudah.
Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial perlu menyiapkan banyak hal karena berat badan Titi yang mencapai 350 kg.
Tim dari instansi terkait bersama instansi lainnya masih merundingkan lagi untuk melakukan evakuasi penderita obesitas tersebut. "Tentu banyak yang dipersiapkan dari memindahkanya dari rumah ke mobil hingga ke rumah sakit, serta menyiapkan tempat perawatannya,semua harus dirundingkan," ujarnya.
Daryana juga menuturkan bahwa evakusasi Titi memerlukan alat atau banyak orang. Selain itu, perlu menjebol pintu rumah karena badannya yang terlalu lebar tidak muat untuk keluar lewat pintu. Menurut Daryana, juga harus ada mobil khusus karena pastinya tubuh Titi tidak akan muat masuk pintu mobil umumnya.
"Belum lagi ketika di rumah sakit dia di tempatkan di mana? apakah ada tempat khusus untuk pasien obesitas dengan bobot 350 kg, termasuk dokter ahlinya apakah juga ada, semua ini harus dipikirkan oleh pemerintah sebelum melakukan evakuasi," ujar Daryana
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, Sayuti Samsul, mengatakan, perlu persiapan matang untuk mengevakuasi Titi, mengingat kasus seperti ini belum pernah terjadi di Kalteng.
Area lampiran
|
Halaman 3 dari 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar